Sunday, July 27, 2008

Fitnah

Tuhan, Engkau tahu itu bukan aku
Aku tak pernah melakukannya
Engkau tahu aku mengasihiMu
Jauhlah hal itu daripadaku

Aku sangat jengkel, Tuhan
Aku sangat marah
Tetapi mengapa Engkau berkata
“Berdoalah untuk mereka”

Ingin kuberi mereka pelajaran
Kukepalkan dan kuangkat tanganku
Tetapi mengapa Engkau berkata
“Perbuatanmu tidak kuperkenan”

Mereka malah menganggapku lemah
Ingin kuumpat mereka
Tetapi mengapa Engkau berkata
“Iblis di depanmu siap menerkammu”

Aku sudah tidak tahan, Tuhan
Mereka benar-benar keterlaluan
Tetapi mengapa Engkau berkata
“Pandanglah salibKu”

Mereka meninggalkanku
Aku hanya bisa menangis
“Aku mengasihiMu, Tuhan”
Dan Kau tersenyum padaku

Tuhan saat Ku Takut

Waktu aku kecil
Ada banyak hal yang kutakutkan

Saat malam t’lah datang
Lampu dimatikan dan kegelapan mencekam
Tak henti-hentinya aku berdoa
“Tuhan, peluklah aku hingga ku tertidur”

Saat hari hujan
Langit dipenuhi kilat dan gemuruh
Aku sembunyi di balik bantal dan berdoa
“Tuhan, lindungi aku hingga hujan berlalu”

Saat cerita seram melintas
Kini tiba saatnya tuk tidur
Aku memeluk guling erat dan berdoa
“Tuhan, jangan biarkan iblis masuk rumah ini”

Saat semuanya pergi
Aku ditinggal sendiri di rumah
Aku masuk kamar dan berdoa
“Tuhan, tetaplah ada di sampingku”

Kini aku t’lah dewasa
Tak ada lagi yang kutakutkan
Aku tak lagi sadar
Tuhan selalu di sampingku
Tak pernah lagi kuajak Dia bicara

Jawaban Doaku

Pakaiannya sangat sederhana
Bahkan boleh kukatakan tak layak
Tetapi matanya memancarkan semangat hidup
Jernih seperti air laut di hadapanku

Tangan kakinya kecil penuh luka
Bahkan mungkin itu borok
Tetapi jejakannya ringan dan tegar
Mantap seperti batu karang yang kududuki

Wajah kecilnya kotor penuh pasir
Bahkan segumpal lumpur juga menempel
Tetapi memandangnya penuh kesejukan
Damai seperti di bawah pohon kelapa

Tangannya membawa sebungkus mie instan
Mungkinkah ini makanannya tiap hari?
Tetapi dia mengulurkan tangannya padaku
Lembut seperti hamparan pasir di belakangnya

Bibirnya pecah-pecah
Mungkin akibat kurangnya gizi
Tetapi senyum tersungging di sana dan berkata
“Mau makan mie ini bersamaku?”

Aku terseyum dan bangkit
Semangat dan kekuatanku pulih
Kubelai kepalanya dengan lembut
Kukatakan, “Terima kasih, tetaplah jadi malaikat”

Aku meninggalkannya dengan haru
Aku berdoa, “Terima kasih Tuhan untuk jawaban doaku”

Bukan Hati atau Pengetahuan

Tuhan melihat hati
Walau tak mampu asal kau mau melayani
Tuhan yang akan berkarya atasmu
Bagaikan Salomo yang tak punya apa-apa
Saat ia berkenan hatinya di hadapanMu
Engkau tambahkan segalanya

Pengetahuan juga penting
Apakah engkau percaya hanya karena imanmu?
Tuhan ciptakan kita sebagai makhluk rasional
Seperti Paulus yang berhikmat
Saat ia menggunakan pengetahuannya untuk Engkau
Banyak orang yang diberkati

Hai manusia…
Mengapa engkau rebut masalah ini
Bukanlah hati yang terpenting bagiKu
Atau pengetahuan yang adalah milikKu
Ada yang lebih penting dari itu semua
Aku ingin kasihmu

Tanpa kasih, buat apa hatimu?
Aku tahu kalau hatimu jahat
Tanpa kasih, buat apa pengetahuanmu?
Aku tahu kamu munafik
Aku ingin ibadahmu
Kasihilah Aku dengan segenap hatimu
Kasihilah Aku dengan segenap jiwamu
Kasihilah Aku dengan segenap akal budimu

Kuatnya Masturbasi

Tuhan, aku bersyukur lahir genius
Aku mampu berpikir cepa
Daya pikirku kritis
Aku tak perlu banyak belajar
Apalagi bekerja keras untuk bisa

Aku bersyukur bisa melayani Engkau
Pelayananku dianggap berhasil
Pengetahuanku layaknya sarjana theologia
Banyak yang datang mencariku karenanya
Dan aku menikmati pelayananku

Aku bersyukur lahir di keluarga baik
Yang memperbolehkanku berbuat segala sesuatu
Asal aku bertanggung jawab
Yang bebaskanku tuk tentukan masa depan
Asal itu sesuai kehendakMu

Tetapi Tuhan, mengapa aku masih masturbasi?
Kegeniusanku membuatku menemukan berbagai cara melakukannya
Padahal seumur hidupku hanya sekali aku melihat video porno
Pelayananku membuat segalanya tampak baik-baik
Padahal aku tahu neraka menungguku
Keluargaku membuatku lupa akan dosa ini karena kebebasanku
Padahal aku tahu aku telah mengecewakan mereka

Tuhan, berkali-kali aku bertobat sungguh
Hatiku benar-benar hancur
Dan berkali-kali aku berkomitmen kepadaMu
Tetapi mengapa aku tetap jatuh?
Apakah predestinasiku adalah neraka?

Nikmatnya Masturbasi

Tuhan, bukankah masturbasi itu nikmat?
Tetapi mengapa Engkau melarangnya?
Bukankah Engkau mengasihi manusia?
Tetapi mengapa Engkau membatasi manusia?

Tuhan, PuteraMu telah jadi Manusia
Bukankah Dia harusnya mengerti manusia?
Dia Yang Kau Utus adalah Pria
Apakah Dia tidak mengerti dorongan pria?
Harusnya Engkau berempati pada pria

Tuhan, maafkan segala pikiranku ini
Itu adalah aku yang dulu
Terima kasih karena Engkau telah memilihku
Terima kasih Engkau telah memanggilku
Terima kasih Engkau mengubah hidupku

Aku tahu pikiranku adalah sesat
Terima kasih karena Engkau mencelikkannya
Aku tahu PuteraMu sama sepertiku
Aku tahu Dia benar-benar manusia
Hanya Dia memilih untuk tetap memandangMu

Aku tahu Engkau sangat mengasihiku
HukumMu hanya “kelihatannya” berat
Tetapi ternyata ringan saat menjalaninya
HukumMu ada tuk buatku tersenyum
HukumMu ada tuk aku bisa memandangMu
Dan aku mau tetap di dalamMu

Kuduskan Lidahku

Aku bersyukur akan lidah fasihku
Dengannya aku mudah untuk bersaksi
Dengannya aku mudah untuk menguatkan
Dengannya aku mudah member pengertian
Dengannya aku mudah member penghiburan

Aku bersyukur akan kecakapan bicaraku
Dengannya aku bisa berkhotbah
Dengannya aku bisa sharing
Dengannya aku bisa member konseling
Dengannya aku bisa meyakinkan

Tuhan, aku mau lidahku hanya untuk Engkau
Tetapi mengapa aku masih sering berbohong?
Dengan kemampuanku aku bisa bohong sempurna
Aku ingin melepaskan hal ini
Tetapi mengapa ini justru membawaku pada kebohongan lain?

Tuhan, tolong aku
Aku sudah berusaha, tetapi aku tidak bisa
Aku mau berkata jujur mulai sekarang
Biarlah dunia tahu segala keburukanku
Aku tak peduli, aku hanya mau Engkau

Buat apa aku memberkati
Kalau aku adalah makhluk terkutuk
Buat apa aku menyelamatkan orang
Kalau neraka yang di depanku
Tuhan, kuduskan lidahku!